Sabtu, 03 Januari 2009

Sekilas Tentang Audit Mutu Internal ISO 9001 : 2000


Audit Mutu Internal (AMI) merupakan salah satu proses wajib dalam implementasi Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001 : 2000 (Klausul 8.2.2) dilakukan secara berkala yang bertujuan untuk memastikan proses Perusahaan yang berjalan sesuai dengan SMM ISO 9001 : 2000 dan membuat peluang perbaikan untuk peningkatan terus menerus bahasa kerennya “Continual Improvement”….. :-D Auditor AMI yang melakukan audit harus independen, maksudnya adalah tidak mengaudit bagiannya sendiri atau yang menjadi tanggung jawabnya.
Berikut ini sekilas proses implementasi tentang penerapan AMI pada suatu Perusahaan:

  1. Penetapan Auditor AMI Perusahaan, termasuk Lead Auditor dan semua personil (auditor) tersebut sudah harus di training dan bersertifikat sebagai Auditor oleh suatu badan konsultasi yang menangani pelatihan AMI.
  2. Perencanaan Audit : dilakukan untuk 1 tahun, bisa 6 bulan sekali, 4 bulan sekali atau sesuai kebutuhan / area yang diaudit.
  3. Pembuatan Schedule AMI : dibuat berdasarkan perencanaan audit terdiri dari semua atau beberapa area / bagian yang akan diaudit.
  4. Distribusi Schedule AMI & Undangan Opening & Closing Meeting AMI
  5. Opening Meeting AMI : rapat untuk menjelaskan tujuan AMI berikut kesiapan dari semua bagian terkait
  6. Pelaksanaan AMI : dilakukan sesuai jadwal / schedule yang sudah dibuat
  7. Closing Meeting : rapat untuk mengemukakan hasil – hasil pelaksanaan AMI, berupa kondisi audit, finding / temuan audit & observasi / saran perbaikan.
  8. Perbaikan Hasil Audit : berupa CAR (Corrective Action Request) / PAR (Preventive Action Request) atau Permintaan Tindakan Perbaikan & Pencegahan.Verifikasi Tindakan Perbaikan : Audit ulang terhadap temuan untuk memastikan perbaikannya.
  9. Pembuatan Laporan AMI : dilakukan oleh semua auditor AMI dan Lead Auditor beserta MR (Management Representative), dimana hasil / laporan ini bisa sebagai bahan Manajemen Review. 


    NB:
    Temuan Major : suatu temuan / ketidaksesuaian terhadap adanya suatu sistem atau tidak, tetapi berdampak luas terhadap pasar atau suatu sistem terjadi break down. ex: prosedur penanganan Claim pelanggan tidak berjalan, banyak barang reject yang telah dinyatakan NG (No Good) oleh QC kemudian dikirim ke pelanggan, dsb.

    Temuan Minor : Temuan yang terjadi akibat adanya ketidakkonsistenan personil / bagian dalam menjalankan Sistem. Ex: beberapa mesin terlambat dirawat sesuai jadwal, proses evalusi supplier belum dilaksanakan pada beberapa supplier, dsb

    Temuan Observasi : temuan yang bersifat sebagai saran untuk peluang perbaikan agar terjadi ketidaksesuaian. Ex: agar penempatan alat pemadam kebakaran yang mudah dijangkau, hendaknya dibuatkan tempat / lemari tools / alat kerja agar tidak berserakan, dsb.

    Demikian ulasan singkat tentang AMI, bila ada salah – salah dikit mohon dikoreksi….

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar